Rabu, 16 Februari 2011

4. Memahami Keimanan (lanjutan)


 

A.    IMAN KEPADA MAKHLUK GHAIB

MALAIKAT

Siapa malaikat itu ? Diantara ayat yang menyebutkan  iman kepada Malaikat adalah QS. 2: 285. Malaikat adalah makhluk Allah yang termasuk ghaib (immatriel) atau ruhani, yang diciptakan dari cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu. Untuk mengetahui dan mengimani wujud mahkluk ghaib tersebut seseorang dapat menempuh dua cara:
  1. Melalui berita/informasi yang diberikan oleh sumber tertentu (bil-akhbar) yaitu melalui kabar yang disampaikan oleh Rasulullah  baik berupa Al-Qur’an maupun Sunnah.
  2. Melalui  bukti-bukti nyata yang menunnjukkan  makhluk ghaib itu ada (bil-atsar) yaitu lewat bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan adanya. Wujud Malaikat: tidak dapat dijangkau oleh pancaindrera, kecuali jika  ia menampilkan diri dalam rupa tertentu, misalnya rupa manusia (QS, 11:69-70;  QS, 19:16-17).

Wujud Malaikat. Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak berjeniskelamin dan tidak berkeluarga. Sifat-sifat  pembawaan malaikat:”Hamba Allah yang dimuliakan” (QS,21: 26) karena:
  1. Selalu mengerjakan perintah Allah (QS, 21: 27).
  2. Tidak pernah membangkang Nya, (QS, 66:6).
  3. Tidak merasa angkuh dan tidak merasa letih (QS, 21: 19).

Tugas Malaikat. Sebagian mereka disebut namanya dan tugasnya dan sebagian lagi ada yang hanya disebut tugasnya saja. Tugas malaikat di alam ruhani al:

  1. Mensucikan dan tunduk  sepenuhnya kepada Allah (QS, 7:206).
  2. Memikul singgasana (QS, 69: 17).
  3. Memberi hormat (salam) kepada ahli surga (QS, 13: 23-24).
  4. Menyiksa ahli neraka (QS, 66: 6).
  5. Membawa  wahyu (QS, 2: 97).

Tugas malaikat di alam nyata serta ada hubungan terentu dengan manusia:
  1. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengn alam.
  2. Mengikuti dan membangkitkan kekuatan ruhani manusia dengan menyampaikan ilham kebenaran dan kebaikan (Hadits).
  3. Mendo’akan orang  mukmin untuk diampuni dosanya, diberi ganjaran surga dan dijaga dari segala macam  keburukan (QS, 40: 7-9 dan Hadits).
  4. Ia turun ketika Al-Qur’an dibaca utnuk mendenganrkan.
  5. Mendatangi mnjlis  dzikir (QS, 33: 43).
  6. Memohon rahmat untuk orang mukmin yang mengajarkan kebaikan.

Kedudukan Manusia dan Malaikat. Manusia (yang iman dan taat) lebih mulia dari pada malaikat. Mengapa ?
  1. Allah memerintahkan kepada malaikat untuk sujud (hormat) kepada Adam. QS, 2: 34).
  2. Manusia lebih cerdas dari pada malaikat. Malikat tidak bisa menjawab pertanyaan Allah tentang nama-nama ilmu pengetahuan. (QS, 2:31-33).
  3. Kepatuhan malaikat kepada Allah sudah tabiatnya, sebab ia tidak punya hawa nafsu; sedangkan kepatuhan manusia kepada Allah merupakan hasil perjuangan melawan nafsu dan godaan.
  4. Manusia diberi tugas menajdi kholifah di bumi. (QS, 2: 30).

Hikmah iman kepada malaikat, antara lain:
  1. Lebih mengnal kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan  menugaskan para malaikat tsb.
  2. Lebih bersyukur kepada Allah atas perhatian dan perlindungan Nya dimana malaikat ditugaskan untuk menjaga, menbantu dan menddo’akan hamba Nya .
  3. Berusaha berhubungan dengan para malaikat dengan jalan:
-          mensucikan jiwa
-          membersihkan hati
-          meningkatkan ibadah , sehingga  dido’akan oleh malaikat.
  1. Berusaha berbuat baik dan menjauhi segala  dosa karena diawasi malaikat yang mencatat amal manusia. Dll.

JIN, IBLIS DAN SYAITAN

Jin  adalah makhluk ghaib yang diciptakan  Allah dari api, mukallaf seperti manusia. Di antara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka. Yang pertama kali durhaka adalah iblis dan anak cucunya disebut syaitan. Hibzbus Syaitan = golongan atau partai syaitan yaitu orang yang secara sadar atau tidak  telah menjadi pengikut syaitan (QS, 58: 19).

Usaha syaitan untuk dapat menguasai dan membuat  manusia lupa dengan Allah, Syaitan menempuh dud cara:
  1. Tadhlil (menyesatkan)
  2. Takhwif (menakut-namuti) untuk menyatkan kebenaran.

Langkah yang ditempuh syaitan  dalam menyesatkan manusia  paking sedikit adalah:
  1. Waswasah = bisikan (QS, 114:1-6).
  2.  Nisyan = lupa QS, 6:68).
  3. Tamani = angan-angan kosong (QS, 4:119-120).
  4. Wa’dun = anji palsu (QS, 14: 22).
  5. Kaidun = tipu daya (QS, 4: 76).
  6. Shaddun = hambatan ( QS,27: 24).
  7. ‘Adawah = permusuhan (QS, 5: 91).
  8. Tasyin = memanding baik perbuatan maksiat (QS, 15: 39-40).

Usaha-usaha untuk melawan syaitan diantaranya adalah:
  1. Masuk Islam secara kaffah (utuh).
  2. Menjauihi kangkah-langkah syaitan (QS,2: 208).
  3. Selalu menyadari bahwa syaitan adalah musuh utama dan memperlakukannya sebagai musuh (QS, 35:5).
  4. Secara praktis Rsulullah mengajarkan beberapa hal:
-          membaca al-isti’azah.
-          membaca ayat kursi
-          membaca dzikir
-          berwudlu dll.


B.   HARI AKHIR PROSES DAN PERISTIWANYA

Pengertian: Hari akhir adalah Kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia yang fana ini berakhir. Banyak istilah lain yang disebutkan oleh al-Qur’an untuk menyebut hari akhir a.l:
  1. Yaumud Din  = hari pembalasan (QS,1:3)
  2. Yaumul Qiyamah = hari kiamat (QS, 39:60)
  3. Yaumul Hisab = hari  perhitungan (QS, 40: 27)
  4. Yamul Khulud = hari kekebalan (QS,50:34)
  5. Yaumut Taghabun = hari ditampakkan kesalahan-kesalahan (QS,64:9) Dll.

Peristiwan dan proses hari akhir bermula dari:

Alam kubur  / Barzah.
Alam transisi/pembatas antara alam dunia dan alam akhirat. Beberapa hal yang terjadi di sana  a.l. 
  1. Pertanyaan munkar nakir / ujian (QS,14:27 dan Hadits), 
  2. Kenikmatan bagi yang sukses dan penderitaan bagi yang tidak beres (QS, 40: 45-46 dan Hadits).

Kiamat.
Hanya Allah yang tahu kapan kiamat terjadi (QS, 7:187). Rasul hanya memberitahukan tanda-tandanya saja.Tanda-tanda kecil akan kiamat a.l.:
  1. Meluasnya kebodohan.
  2. Banyak orang suka minum yang mamabukkan
  3. Perzinahan banyak terjadi secara terang-terangan (Hadits:Bukhari).
  4. Waktu terasa amat pendek (Hadits: Ahmad).
  5. Dsb. Tanda-tanda besar: lihat Yunahar: 160-162.

Kebangkitan (al-Ba’ats)
Pada hari ba’ats terjadi:
  1. Orang mengalami  keterkejutan bagi orang yang sebelumnya tidak percaya (QS, 36:52);
  2. Orang  merasakan ketenangan bagi yang percaya dan beramal baik.

Mahsyar
Pada saat itu terjadi:           
  1. Pengelompokan manusia.
  2. Menanti keputusan amal.
  3. Ada kesulitan tapi ada kemudahan bagi yang memperoleh syafaat.
Hisab dan Mizan
Pada  hari perhitungan dan penimbangan dilakukan beberapa hal:
  1. Isi kitab amal manusia diperiksa (QS,84:7-12; QS,69:19-26).
  2. Setiap anggota tubuh ditanya (QS36:65)
  3. Amal yang dilakukan baik dan buruk ditimbang (QS,101:6-9).
  4. Semua orang akan melewati shirat (jembatan): yang selamat masuk surga, yang celaka masuk neraka (QS,19: 71-72).

Hari  Pembalasan
Akhir dari perjalanan manusia ada pada hari pembalasan.
  1. Mereka yang beriman dan bermal baik akan masuk surga (QS,101:6-9);
  2. Mereka yang kafir akan masuk neraka (QS. 98: 6-6).
  3. Mereka yang beriman dan banyak melakukan dosa akan masuk surga dengan lebih dahulu dimasukkan ke neraka karena dosanya (Hadits)

Besar perhatian Al-Qur’an terhadap masalah hari akhir, tanda-tandanya:
  1. Sering disebut setelah iman kepada Allah.
  2. Banyak disebut dibanding dengan masalah ghaib lainnya.
  3. Banyaknya nama yang dimiliki.

Hikmah perhatian yang besar tersebut:
  1. Manusia akan disiplin dan beramal baik secara maksimal.
  2. Manusia akan terdorong merasakan kenikmatan dan takut merasakan siksaan.
  3. Mengingatkan manusia yang sering lupa dan lalai dalam kehidupannya.
  4. Dengan disebut secara detail, akan mematahkan argumen lawan yang tidak percaya adanya.


C.   QADLA DAN QODAR DALAM ISLAM

Pengertian
  1. Qodla artinya kehendak atau ketetapan hukum.
  2. Qadar artinya Kekuasaan Allah untuk menetukan ukuran, susunan dan aturan.

Dengan demikian bila kita  katakan bahwa: Segala sesuatu terjadi dengan qodla dan qodar Allah, artinya: Segala sesuatu itu terjadi dengan kehendak dan ketentuan hukum Allah yang telah ditentukan sebelumnya dan berjalan sesuai dengan aturan yang dibuat oleh kehendak Allah setelah dibawah pengetahuan Allah pula.

Empat tingkatan taqdir:
  1. Ilmu: Allah mengetahui apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
  2. Al-Kitabah: Allah telah menulis di Lauh Machfudz.
  3. Al-Masyi’ah: Allah punya kehendak terhadap segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi.
  4. Al-Khaq: Allah menciptakan segala sesuatu. Iman kepada taqdir mencakup keempat tingkatan tersebut.



Manusia dan Taqdir
Manudia adalah Makhluk Musayyar (tidak bebas menerima dan menolak) dan Makhluk Mukhoyyar (Bebas menerima dan meolak). Untuk yang pertama, tidak ada pertanggungjawaban terhadap apa yang ada pada dirinya, sedangkan untuk yang kedua  manusia ada keharusan mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan.

Hidayah Allah. Hidayah punya dua arti:
  1. Ad-Dilalah wal Irsyad: menunjuki dan membimbing (QS, 41:17)
  2. Idlkholul Iman ilal qolbu: menjadikan seseorang beriman (QS, 28:56)
Hidayah pengertian pertama bisa dilakukan manusia yang mau dan mampu; sedang hidayah dalamm pengertian kedua hanyalah mutlak milik Allah (QS, 16: 93). Tetapi Allah maha adil siapa yang patut diberi hidayah dan siapa yang tidak.

Orang yang dikehendaki mendapat hidayah:
  1. Ornag yang membuka hatinya kepada hidayah.
  2. Orang yang membuka akalnya kepada kebenaran.
  3. Orang yang mencari dan menerima manhaj Allah.
  4. Orang yang tunduk pada agamanya.

Orang yang dikehendaki sesat:
  1. Orang yang lari dari kebenaran.
  2. Orang yang berpaling dari  petunjuk.
  3. Orang yang menutup pintu diri dari masuknya hidayah.

Alasan manusia diazab kelak:
  1. Manusia dibekali fitrah: potensi menerima hidayah.
  2. Manusia diberi alat indera untuk mencari kebenaran.
  3. Manusia diberi akal untuk membedakan baik dan buruk.
  4. Manusaia diberi hak ikhtiar untuk menerima atau menolak hidayah Nya.
  5. Diutus Rasul, diturunkan kitas suci dan disampaikan dakwah.
  6. Hanya dibebani hal-hal yang sanggup memikulnya.

Hikmah iman kepada takadir:
  1. Melahirkan kesadaran bahwa segala sesuatu berjalan sesuai dengan UU Allah. Manusia harus mempelajari  hal itu.
  2. Mendorong beramal sungguh-sungguh sesuai hukum sebab akibat.
  3. Mendorong mendekatkan diri kepada Allah yang memiliki kekuasaan dan kehendak mutlak.
  4. Menanamkan sikap tawakkal pada dirinya. Manusia hanya berusaha dan berdo’a.
5.  Mendatangkan kenteraman jiwa, karena sadar apapun yang terjadi atas kehendak  dan  qadar Allah. Dll.



---ooOoo---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar