Rabu, 16 Februari 2011

5. Ibadah dalam Islam


          
A. Siapa Manusia itu ?

Pandangan dalam mengartikan manusia secara umum:
1. Animal rasional = hewan berpikir
2. Homo socius = makhluk sosial
3. Homo economicus = makhluk ekonomi   dll.

Islam memandang  manusia = makhluk fungsional yang punya tugas dan bertanggungjawab.
Dalam QS, al-Mukminun, 23: 115 ada 3 penegasan:
1.   Manusia makhluk ciptaan Tuhan,
2.   Manusia diciptakan tak sia-sia tetapi  berfungsi
3.   Manusia akan dikembalikan (dan bertanggungjawab) kpada. Tuhan.

B. Apa fungsi manusia ?

Mmanusia dalam eksistensinya:
1.     Berpribadià berfungsi pada dirinya. Ia punya 3 unsur: perasaan, akal dan jasmani.    Ini harus seimbang
2.     Hidup dengan orang lainàberfungsi pada  masyarakat: berlaku baik pada  sesama manusia.
3.     Hidup  dalam alamà berfungsi pada  alam: melestarikan alam.
4.     Diciptakan dan diasuh Tuhan àberfungsi pada Tuhan: memuja dan menyembah Tuhan.

Dalam menfungsikan pribadinya, apabila lebih menitik beratkan pada:
1.     perasaan à spirualistis
2.     akal        à rasionalistis
3.     jasmani  à materialistis / positivistis à Islam mengajarkan keseimbangan.

Unsur perasaan cendrung pada:
1.     rindu kebaikan à terpenuhi  bila diisi dengan nilai moral;
2.     kemuliaan        à terpenuhi bila  diisi dengan nilai taqwa;
3.     kesucian          à terpenuhi bila  diisi dengan sifat-sifat terpuji;
4.     keindahan        à terpenuhi bila  diisi dengan nial budaya.

Semua di atas ditempuh untuk mencapai taqwa.
Sebagai manusia taqwa à ia harus menyesuaikan diri sebagai makhluk Tuhan, sebagai diri pribadi, sebagai masyarakat, sebagai. bagian dari alam dengan. berpedoman ajaran Tuhan.
Berfungsinya manusia menunjukkan ia taqwa, dan taqwa artinya ibadah. Dengan demikian bila ia berfungsi à ia telah beribadah.
C. Ibadah Unsur Mutlak dalam Agama

1. Kepercayaan pada Tuhan à   manusia rindu memuja, menyembah   dan mengabdi pada Tuhan à  banyak   penyembahan.
2. Rasul à ajaranà memberitahu   siapa yag berhak disembah dan   bagaimana caranya.
3. Ibadah dlm. Pengertian khusus à   ada caranya dan tidak boleh dirubah.

D. Pengertian Ibadah

1.     Etimologisà pengabdian.
2.     Terminologis à pengabidan dengan menyerahkan diri kepada kehendak   dan ketentuan Allah swt. untuk   memperoleh Ridla Allah.
3.     Ibnu Taimiyahà  tunduk dan  cinta, yaitu tunduk mutlak kpada   Allah disertai cintah sepenuhnya kepada Nya.

Dengan demikian unsur ibadah:
1.  Taat dan tunduk kpada Allah yaitu   merasa berkewajiban melaksanakan   peraturan Allah yang dibawa Rasul perintah maupun larangan.
2.  Cinta kpada Allah yaitu rasa wajib  dan tunduk itu harus timbul dari  hati yang cinta kpada Allah.

E. Macam dan bidang Ibadah

1.     Ibadah umum (ammah, ghairah mahdah)= menjalani  kehidu-pan untuk cari ridla Allah dengan mentaati syariat Nya, sep. makan, tidur, sekolah,  kerja, kawin.  Unsur penting à cara dan  niatnya harus baik.
2.     Ibadah khusus (mahdlah)= ibadah yang macam dan caranya telah ditentukan syara', seperti wudlu,  shalat, puasa, zakat, haji dll.

F. Prinsip-prinsip Ibadah dalam  Islam

1.     Yang berhak disembah hanya Allah  QS, An-Nisa, 4: 36 = sembahlah Allah jangan menyekutukan Nya.
2.     Ibadah tanpa perantara. QS, Qof, 50: 16 = Kami lebih dekat dari urat leher mereka.
3.     Ikhlas dalam melaksanakannya. QS, Al-Kahfi, 18: 110 = Barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah  hendaklah mengerjakan amal soleh  dan jangan mempersekutukan Nya   (ikhlas)dengan siapapun.
4.     Ibadah sesuai dengan tuntunan.  QS, Ali Imran, 3: 31 = Katakanlah, jika benar cinta kpada Allah, maka ikutilah aku.
5.     Memelihara keseimbangan unsur  rohani dan jasmani.  QS, Al-Qashash, 28: 77 = Carilah akheratmu, tetapi jangan lupa duniamu.
6.     Mudah dan Ringan, QS, Al-Baqarah, 2: 285 = Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya.


KEHIDUPAN TAQWA


1.  PENGERTIAN.

Definisi yang paling populer dari taqwa adalah: “memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Definisi yang lebih ringkas: “mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya”.

‘Afif Abd al-Fattah Thobbarah mendefinisikan taqwa dengan: “Seseorang memelihara dirinya dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Tuhannya dan dari segala sesuatu yang mendatangkan mudharat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain”.


2.  INDIKATOR KETAQWAAN.

Dengan mengacu pada QS. Al-Baqarah (2): 177 dapat disarikan bahwa indikator ketaqwaan adalah:
a.         Memelihara fitrah iman.
b.         Mencintai sesama umat manusia.
b.         Memelihara ibadah formal.
c.         Memelihara kehormatan diri.
d.         Memiliki semangat perjuangan.

Dari lima indikator itu dapaat disarikan dalam dua kecenderungan sikap, yaitu:
a.         Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertikal dengan Allah SWT yang diwujudkan melalui keyakinan yang lurus, ketulusan dalam ibadah dan kepatuhan terhadap ketentuan dan aturan yang dibuat-Nya.
b.         Memelihara hubungan harizontal, yakni cinta dan kasih sayang keopada sesama ummat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan kebajikan.

3.            KEDUDUKAN TAQWA.
a.         Pokok segala pekerjaan.
b.         Ukuran kemulyaan manusia di sisi Allah SWT. QS. Al-Hujurat (49): 13
c.         Dasar persamaan hak antara pria dan wanita (suami Isteri) dalam keluarga, karena wanita dan pria diciptakan dari jenis yang sama. QS. 4: 1.
d.         (Dalam konteks Indonesia kata taqwa) menjadi kata kunci dalam kehidupan penyelenggaraan negara.



4.            RUANG LINGKUP TAQWA
.
Ruang lingkup taqwa dalam makna memelihara meliputi empat jalur hubungan manusia, yaitu:

a.    Hubungana manusia dengan Allah SWT.
b.    Hubungan manusia dengan hati nurani dan dirinya sendiri.
c.    Hubungan manausia dengan sesama manusia.
d.    Hubungan manusia dengan lingkungan hidup.


5.            BUAH TAQWA (di Dunia dan Akherat).
a.     Mendapatkan sikap furqon, yaitu sikap tegas membedakan antara hak dan battil, benar dan salah, halal dan haram serta terpujidan tercela. QS. Al-Anfal (8): 29.
b.     Mendapatkan limpahan berkah dari langit dan bumi. QS. Al-A’raf (7): 96.
c.      Mendapatkan jalan keluar dari kesulitan. QS. At-Thalaq (65): 2.
d.     Mendapatkan rezeqi tanpa diduga-duga QS. At-Thalaq (65): 3.
e.     Mendapatkan kemudahan dalam urusannya. QS At-Thalaq (65): 4.
f.       Menerima penghapusan dan pengampunaan dosa serta menda-patkan pahala yang besar. QS.At-Thalaq (65): 5 dan QS Al-Anfal (6) 29.
       Lima buah yang pertama dirasakannya di dunia dan yang terakhir di akherat.


                                     





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar